Gambar dari google (pikiran rakyat.com)— air
Gambar dari google (tribunnews.com) — Jaringan listrik
PDAM inti bisnisnya adalah air, Akibat alih fungsi lahan dan perubahan iklim, sumber air semakin lama semakin menyusut, baik sumber air permukaan, mata air, dan kedalaman air tanah juga semakin bertambah.
Saat debit sumber semakin menyusut, maka PDAM akan kekurangan air baku. Berkurangnya air baku akan mengurangi pasokan ke konsumen. Berkurangnya pasokan akan mengurangi pendapatan. Berkurang juga kepuasan pelanggan. Berkurangnya kepuasan pelanggan berpotensi berkurangnya jumlah pelanggan dan berkurangnya kepatuhan membayar iuran. Pelanggan juga punya alternatif lain untuk mendapatkan air. Setiap puncak musim kemarau PDAM selalu kekurangan pasokan air baku.
Untuk PLN sebagai perusahaan penghasil energi, juga menghadapi masalah yang sama, mengingat sebagian pembangkit kita masih menggunakan tenaga air.
Menyusutnya sumber-sumber air di hulu dan akibat perubahan fungsi lahan menyebabkan waduk-waduk bisa kelebihan air di musim hujan karena sebagian besar air masuk ke sungai dan kekurangan air saat musim kemarau karena volume air di sungai berkurang drastis.
Perubahan fungsi lahan juga mempercepat sedimentasi sungai dan waduk, padahal umur waduk salah satunya ditentukan oleh volume sedimentasi. Berkurangnya volume air yang ditampung di waduk akan mempengaruhi akumulasi listrik yang dihasilkan generator turbin.
Gambar dari google (webstudi.site) — cara kerja PLTA
Berkurangnya air di waduk akan juga mempengaruhi pasokan air baku bagi PDAM dan lahan pertanian.
Sebagai pengguna air baku permukaan yang besar, PDAM juga dipusingkan dengan tingginya pencemaran air. Pencemaran air yang digunakan untuk air baku artinya akan menaikkan biaya produksi. Biaya produksi tinggi seringkali tidak serta merta diikuti oleh kenaikan tarif. Kenaikan tarif perlu peraturan daerah yang bisa berbau politis dan prosesnya lama. Sehingga imbasnya harga air bisa tidak mencapai harga keekonomisan yang segarusnya.
PLN dasarnya tidak terlalu terpengaruh dengan air yang tercemar karena fungsinya hanya untuk menggerakkan turbin. Sedangkan bagi PDAM air itu untuk dikonsumsi. Tentu punya standar yang berbeda terhadap kualitas air.
PDAM memerlukan investasi yang sangat besar, infrastruktur PDAM itu mahal. Tetapi pendapatannya terbatas, bukan hanya karena merupakan perusahaan milik pemerintah daerah yang fungsinya lebih pada pelayanan terhadap masyarakat, tetapi juga dibatasi oleh hal-hal yang bersifat alam, teknis, sosial, investasi, dan politis. Ruang geraknya seringkali terbatas. Sehingga tak jarang kita mendapati PDAM yang tidak sehat.
Mungkin PLN juga memiliki masalah yang sama, tetapi karena ukurannya besar dan pengaruhnya juga besar karena merupakan operator tunggal di negeri ini yang harus tetap operasi dalam kondisi apa pun atau negara dan politik akan terimbas, maka PLN langsung diurus oleh negara secara nasional.
Sektor energi memang sangat vital, efeknya menyangkut kondisi dan masa depan bangsa. Berbeda dengan PDAM yang bentuknya parsial per daerah, satu PDAM tutup tak akan banyak mempengaruhi negara. Akan berbeda ceritanya jika semua PDAM tutup.
PDAM tutup pun masyarakat masih bisa menggunakan air tanah asal ada listrik. Industri dan banyak perkantoran dan hotel sudah lama menggunakan air tanah. Artinya posisi PDAM tidak sekuat PLN.
Tetapi…
Kita tak boleh berpikir jangka pendek. Seharusnya air itu dikelola dengan baik. Dan air perpipaan itu adalah solusi yang lebih baik dari banyak alternatif lain. Penurunan permukaan tanah di Jakarta, Bangkok, dan banyak kota lain di dunia salah satunya akibat penambangan air tanah yang tidak terkendali.
Semakin lama air tanah pun bisa berkurang jika volume yang ber infiltrasi baik melalui catchment area untuk air tanah dalam maupun air tanah dangkal berkurang dan tidak sebanding dengan volume yang ditambang. Suatu saat kita akan krisis air yang parah.
Pemurnian air laut bisa dilakukan, tetapi mahal, dan tentu akan menaikkan harga air yang mungkin tidak terjangkau lagi oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Tentu saja tidak semua kota atau permukiman bisa melakukan itu karena masalah geografis.
Air sungai, waduk, dan danau semakin tercemar akibat beban populasi dan aktivitas ekonomi yang semakin besar. Sehingga bisa saja tidak memungkinkan lagi untuk diproses menjadi air minum. Atau biaya produksinya menjadi sangat besar yang membuat harga air naik berkali lipat.
Air perpipaan adalah solusi yang lebih baik, walaupun sudah tercemar tapi air buangan bisa diolah dan dikonsumsi kembali. Meminimalisir penambangan air tanah yang merusak lingkungan. Walaupun air buangan yang diolah kembali menjadi air bersih, itu lebih baik daripada air tanah yang sudah tercemar limbah domestik. Tentu lebih baik dari segi kesehatan.
Air memang sumber kehidupan, kita bisa hidup tanpa listrik, tetapi percayalah kita tak akan mampu bertahan tanpa air. Hujan mungkin akan terus turun, tetapi musim hujan itu tidak sepanjang tahun. Dan manusia tak akan mampu hidup berbulan-bulan tanpa air.
Sudah seharusnya kita semua bisa memperlakukan air dengan baik. PDAM dan PLN sama vitalnya, sudah seharusnya mendapatkan perhatian yang sama besarnya.
Kuncinya adalah kita, karena kita adalah makhluk yang agresif mengubah alam, menghasilkan limbah, tetapi juga yang paling bergantung pada air.
Terima kasih.
No comments:
Post a Comment