Gambar dari google (dr.pipa) - Pipa yang mampet karena minyak
Jangan pernah membuang minyak ke saluran air!
Perhatikan ke mana limbah toilet (black water) anda berakhir, di saluran pembuangan air limbah domestik kota yang akan berakhir di IPAL (instalasi pengolahan air limbah) seperti yang dikelola PD. PAL di Jakarta, di IPAL skala permukiman atau kawasan yang lebih kecil, di septik tank komunal bersama beberapa tetangga anda, atau di septik tank individual?
Atau bahkan mungkin dibuang langsung ke sungai atau saluran air. Yang ini jelas salah, karena limbah domestik yang dihasilkan rumah tangga baik limbah kloset (black water) maupun non kloset (grey water) keduanya adalah limbah yang seharusnya diolah terlebih dahulu sehingga aman saat dibuang ke badan air.
Aturan yang mengatur tentang baku mutu air limbah domestik yang aman sudah diatur dalam Peraturan Menteri LHK No. P.68/Menlhk-Setjen/2016. Air limbah tanpa pengolahan memiliki BOD (biological oxygen demand) dan COD (chemical oxygen demand) yang tinggi.
BOD adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik.
Sedangkan COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air.
Limbah cair domestik mengandung 99,9% air dan 0,1% zat padat. Zat padat terdiri dari 85% protein, 25% karbohidrat, 10% lemak dan sisanya zat anorganik terutama butiran pasir, garam-garam dan logam.
Pengolahan air limbah domestik biasanya dilakukan secara biologis dengan mempergunakan mikroorganisme baik secara anaerobik, aerobik, maupun kombinasi keduanya.
Prinsip pengolahan limbah secara biologi adalah pemanfaatan aktivitas mikroorganisme seperti bakteri, fungi, dan protozoa. Mikroorganisme tersebut merombak limbah organik menjadi senyawa organik sedeerhana dan mengkonversikannya menjadi karbondioksida, air, dan energi untuk pertumbuhan dan reproduksinya.
Di dalam tangki septik atau IPAL bahan organik tersebut akan didegradasi oleh mikroorganisme pengurai menjadi gas dan bahan organik sederhana lainnya. Sedangkan sisa bahan yang tidak dapat diuraikan mengendap menjadi lumpur.
Nah, karena proses degradasi limbah organik ini melalui proses biologis, maka jika minyak ikut masuk ke dalam IPAL atau septik tank akan mempengaruhi proses penguraian tersebut.
Berdasarkan sifat fisiknya, minyak dan lemak merupakan senyawa yang tidak larut dalam air namun dapat larut dalam pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut nonpolar. Minyak mempunyai berat jenis lebih kecil dari air sehingga akan membentuk lapisan tipis di permukaan air. Kondisi ini dapat mengurangi konsentrasi oksigen dalam air karena fiksasi oksigen bebas terhambat.
Minyak jika masuk ke dalam saluran akan membentuk lapisan dan membeku saat terjadi pendinginan sehingga dapat terjadi sumbatan. Hal ini menjadi tidak mudah karena letak sumbatan, penanganan dan efeknya tidakkah sederhana.
Maka dalam sistem yang sudah baik, setiap rumah tangga dilengkapi dengan unit penangkap lemak (grease trap) untuk memisahkan air dan minyak sebelum masuk ke saluran dan IPAL atau septik tank sehingga tidak menjadi masalah krmudian.
Karena itu jangan sekali-kali membuang minyak ke kloset atau saluran air non kloset. Itu adalah masalah yang tidak sederhana seperti saat membuangnya.
No comments:
Post a Comment